CBN TANAH LAUT- Pulau Datu, sebuah pulau kecil di lepas Pantai Batakan, Desa Tanjung Dewa, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, memikat wisatawan dengan sejarahnya yang kaya dan pesona alamnya yang memukau. Pulau ini dikenal sebagai tempat peristirahatan terakhir Datu Pamulutan, seorang ulama sekaligus pejuang penyebar agama Islam di Kalimantan Selatan.
Datu Pamulutan, yang memiliki nama asli Sultan Hamidinsyah dan gelar samaran Muhammad Thaher, adalah figur penting dalam sejarah Islam di kawasan ini. Nama samaran tersebut digunakan untuk menyamarkan identitasnya dari penjajah Belanda. Beliau berasal dari Batang Banyu Mangapan, Martapura, dan memiliki adik bernama Sultan Ribuansyah, yang juga dikenal sebagai pendakwah ulung. Bersama-sama, mereka menyebarkan ajaran Islam di wilayah timur dan barat Kalimantan Selatan.
Jejak Perjuangan Datu Pamulutan
Selain sebagai ulama, Datu Pamulutan juga dikenal sebagai patriot yang berani. Beliau menggerakkan masyarakat Desa Batakan dan Desa Tanjung Dewa untuk melawan penjajah, sambil terus menyebarkan ajaran Islam. Dalam dakwahnya, ia menekankan pentingnya akidah, tasawuf, dan fikih, serta ketegasan dalam menegakkan yang halal dan haram.
Datu Pamulutan wafat pada tahun 1817, meninggalkan pesan agar dimakamkan di Pulau Datu, yang ia anggap sebagai tempat suci. Kini, makamnya berada dalam sebuah kubah bersama murid setianya, H. Syamsudin, serta dua sahabatnya, H. Abdussamad dan H. Jafri.
Keajaiban Karamah Datu Pamulutan
Kisah luar biasa terjadi pada tahun 1825, saat jenazah H. Syamsudin dipindahkan dari Martapura ke Pulau Datu. Meski menggunakan sampan kecil yang bocor, perjalanan tersebut sukses ditempuh, sebuah peristiwa yang diyakini sebagai bukti karamah Datu Pamulutan dan ridha Allah SWT.
Pulau Datu kini menjadi destinasi wisata religi dan alam yang digemari. Lokasinya dapat diakses melalui dermaga di Desa Tanjung Dewa, dengan jarak sekitar 1,5 kilometer dari daratan. Pasir putih yang membentang di pesisir Pantai Batakan serta panorama laut yang menakjubkan menjadikan kawasan ini semakin diminati.
Wisatawan tidak hanya disuguhi keindahan alam, tetapi juga kesempatan mendalami sejarah Islam di Kalimantan Selatan. Pulau Datu menjadi destinasi sempurna untuk berwisata bersama keluarga, menggabungkan nilai spiritual dan relaksasi.
Pemerintah Kabupaten Tanah Laut mengimbau para wisatawan untuk tetap menjaga kebersihan dan kesucian Pulau Datu sebagai tempat bersejarah dan religi. Hormatilah nilai-nilai budaya dan keagamaan yang melekat di lokasi ini. Dengan menjaga kelestarian Pulau Datu, kita turut menghormati warisan leluhur dan memperkenalkan keindahan daerah kepada dunia.
Pulau Datu adalah saksi bisu perjuangan dan penyebaran ajaran Islam, berpadu dengan keindahan alam yang tiada duanya. Mari jadikan kunjungan ke Pulau Datu sebagai pengalaman berharga yang menyatukan nilai spiritual dan pesona alam.”(Panny/Team)