CBN Tanah Bumbu — Setelah delapan tahun dilanda dualisme kepemimpinan, Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) akhirnya memperoleh kejelasan hukum. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Republik Indonesia secara resmi membatalkan pengakuan terhadap badan hukum yang sebelumnya dimiliki oleh Murdjoko, dan menyatakan bahwa kepengurusan yang sah berada di bawah Ketua Umum DR. Ir. Mohammad Taufiq.
Pembatalan tersebut didasarkan pada sejumlah putusan pengadilan yang menegaskan keabsahan legalitas organisasi yang dipimpin oleh Mohammad Taufiq. Sebagai tindak lanjut, Kemenkumham RI menerbitkan Keputusan Menteri Hukum Republik Indonesia Nomor AHU-0005248.AH.01.07.Tahun 2025 tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Persaudaraan Setia Hati Terate.
Dengan terbitnya keputusan tersebut, sengketa internal yang telah berlangsung sejak tahun 2017 dinyatakan berakhir secara de jure.
“Ketua Umum PSHT yang sah dan diakui secara hukum oleh Negara Republik Indonesia adalah DR. Ir. Mohammad Taufiq. Semua kegiatan organisasi harus mengacu pada legalitas ini, demi menjaga marwah hukum yang berlaku di negeri ini,” tegas Ketua Pengurus Cabang PSHT Kabupaten Tanah Bumbu, Daswadji.
Pernyataan tersebut disampaikannya saat menyerahkan dokumen resmi legalitas organisasi kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Tanah Bumbu, bersama jajaran Forkopimda, pada Rabu (31/7/2025).

Didampingi jajaran pengurus cabang, Daswadji juga menggelar sosialisasi kepada pihak-pihak terkait mengenai keputusan resmi Kemenkumham tersebut. Dalam kesempatan itu, ia menekankan bahwa tidak ada lagi dualisme kepemimpinan dalam tubuh PSHT, dan seluruh kegiatan organisasi di Tanah Bumbu harus selaras dengan struktur kepengurusan yang telah sah di mata hukum.
“Melalui penyerahan dokumen ini, kami berharap seluruh pihak memahami dan menghormati keputusan hukum yang sudah ditetapkan. Ini penting agar tidak ada lagi keraguan dalam pelaksanaan kegiatan PSHT di wilayah Tanah Bumbu,” ujarnya.
Dengan pengakuan hukum yang telah diberikan negara, PSHT kini dapat kembali fokus dalam menjalankan misi pembinaan karakter dan persaudaraan tanpa terjebak konflik internal. Ini menjadi babak baru dalam sejarah organisasi pencak silat terbesar di Indonesia tersebut. (Fan)










